BAHAGIAKU, SEDIHKU, PENYESALANKU
MERAWAT ROBIN KUCINGKU
Cat Lovers, saya akan berbagi pengalaman bahagia, sedih dan penyesalan dalam merawat dan menyayangi kucing, Robin Sayang itulah panggilan kesayangannya, dia aku adopsi saat umurnya 4 bulan. Saat pertama memutuskan merawat kucing karena rindu dengan kehadiran kucing, belajar dari pengalaman sebelumnya pernah merawat kucing Anggora. Sedikit bercerita tentang Robin, jenis kelaminnya lelaki, dia kucing yang lucu, bulunya lebat dan panjang, peranakan Persia dan Maine Coon.
Saat pertama melihat Robin kami sekeluarga langsung jatuh cinta, awalnya saya belum membelikan Robin Kandang Indoor karena dia rencananya akan saya lepas didalam rumah. Kandang kecilnya hanya untuk menaruh litter box, Robin tidur di sofa dan terkadang mencari tempat dingin yaitu di dalam kamar. Karena bulunya yang panjang dan lebat dia sering merasa kepanasan. Saya kadang membiarkan dia berada di dalam kamar. Dia sangat pintar saat ingin buang kotoran dia sudah mengerti di litter box tempat membuang kotorannya. Di rumah saya selalu berusaha membersihkan semua lantai, kolong dan tempat lainnya agar bebas dari debu, benda yang membahayakan Robin saya singkirkan. Karena saya dan suami bekerja dan tidak ada yang tinggal di rumah. Robin selalu menunggu saya setiap saya pulang kerja, apabila matahari mulai tenggelam dia menunggu saya di depan kaca jendela. Kalau saya panggil namanya dia langsung menghampiri saya sambil meminta di elus-elus kepala dan lehernya. Yang paling lucu posisi tidurnya, bener-bener menggemaskan.
Dia akan mengikuti kemanapun saya pergi, sampai saya mandi dia akan menunggu saya sampai selesai, begitupun kalau saya sedang lembur mengerjakan pekerjaan kantor dia menemani saya sampai tertidur lelap, dia sangat ingin sekali tidur bersama saya di tempat tidur, karena menjaga kesehatan saya dan suami sehingga dia tidak kami ijinkan untuk tidur di tempat tidur. Awalnya kami salah berfikir kalau grooming dilakukan dua minggu sekali, seharusnya satu minggu sekali dengan keadaan bulunya yang lebat dan panjang. Untuk kebersihan litter cat dan litter box nya selalu saya bersihkan. Tempat makan dan minum selalu saya cuci setiap hari. Setiap hari saya menyisir bulunya untuk menghindari hair ball. Semuanya baik-baik saya tidak ada hambatan dan keluhan. Sampai pada suatu hari karena petshoop langganan Robin penuh kami memutuskan grooming di tempat lain. Setelah pulang grooming saya merasa bulu nya rontok dan agak kering, kemudian kami membawa dia grooming kembali. Dia mulai menggaruk2 leher dan tubuhnya. Saya merasa ada yang tidak beres, setelah saya periksa ternyata ada jamur di tubuh Robin. Kami mencoba mengobati dengan salep Ketokonazole sampai dua hari, karena kami harus bekerja, sampai pada hari sabtu kami membawa Robin ke Dokter Hewan untuk diobati dan grooming. Tetapi Dokter Hewan ijin tidak masuk, akhirnya kami memutuskan memberi Robin Salep setiap hari dan memandikannya dengan Sampo untuk mengobati jamur dan mengeringkannya dengan hair dryer sampai benar-benar kering. Tetapi kondisinya tidak membaik. Akhirnya kami membawa kembali Robin ke Dr Hewan. Karena jamurnya sudah banyak, akhirnya diputuskan untuk menggundul bulunya.
Saya sedih tapi karena menurut dokter cara yang terbaik adalah ini, akhirnya saya ikhlas. Robin diberi obat minum, salep dan vitamin, saya rajin mengobati dia karena saya kasihan melihatnya. Saya merasa dia stress karena kehilangan bulunya. Dia menjadi tidak tahan dingin. Tidurnya di sofa dengan saya alasi handuk bersih yang setiap hari saya ganti. Saya rajin mengelap tubuhnya dengan tissue basah sampai bersih, saya keringkan kemudian saya obati, telinganya pun rajin saya bersihkan. Sampai pada suatu hari dikepala nya ada luka karena garukan tangannya. Luka nya tidak membaik justru bertambah. Dokter Hewan mengatakan menggunakan neck coller untuk kucing. Setelah menggunakan neck coller dia terlihat menderita. Nafsu makan menurun. Setiap kali disalep saya memakaikan neck coller, kemudian melepasnya. Saya merasa hidupnya menderita sekali akhirnya saya memutuskan untuk membiarkan lukanya sembuh. Tapi dia terlihat lebih kurus, sampai akhirnya saya mengganti makananny menjadi makanan lunak. Tapi ternyata setelah mencoba merk dagang lain justru muncul masalah baru, Robin diare dan ada darah di pupnya. Sekedar memberi informasi kami rajin membawa Robin vaksinasi dan minum obat cacing. Dokter bilang tahun depan pengulangan vaksinnya. Karena kami bekerja dan Dokter Hewannya praktek jam kerja, akhirnya saya membelikan Robin makanan untuk diarenya dan memberikan dia obat cacing setelah terakhir 3 bulan yang lalu. Besoknya diare nya sembuh dan Robin kembali mau makan. Makanan lunak untuk pencernaannya hanya dia makan dua hari setelah itu dia bosan dan kembali makan makanan keringnya. Setelah dua minggu kondisinya pulih dan terlihat lebih gemuk. Muncul masalah baru, hidungnya terkadang pucat dan pernah satu hari saya mendapatkan dia bernafas cepat, saya fikir karena dia habis bermain dengan saya. Ternyata ini adalah awal dia sakit. Saya sangat menyesal sekali, padahal saya tahu dia terlihat pucat kenapa saya tidak langsung membawanya ke Dokter Hewan untuk diperiksa. Robin sekarang rajin saya grooming seminggu sekali, saya bersihkan telinga dan bulu nya yang mulai tumbuh, saya beri vitamin minyak ikan dan vitamin untuk nafsu makannya.
Dia sudah normal seperti biasa bermain dan bermanja manja bersama saya, suaranya lembut sekali, dia senang sekali dielus elus daerah kepala dan leher. Saya sangat sayang sekali dengan Robin sampai rasa jijik sesikitpun tidak saya rasakan. Perhatian penuh saya berikan untuk dia karena saya menyesal sampai membuat dia menderita jamur. Oh iya cat lovers, Robin pernah sekali diare dan muntah, kami langsung membawa dia ke Dokter Hewan, Dokter merasa dia habis makan sesuatu atau serangga. Saya akhirnya membelikan Robin kandang yg cukup luas memiliki dua lantai, saya berikan alas untuk dia tidur dan kandangnya rajin saya bersihkan dan saya cuci. Tapi semuanya terlambat sampai pada suatu malam dia terlihat bernafas cepat tapi masih normal bermain, karena saya takut dia makan serangga akhirnya semalaman saya memasukan dia di kandang dengan lengkap makanan dan litter box. Pada pagi harinya saya mendapatkan dia sesak nafas, dia berlari kesana kemari merasa tidak nyaman. Ketika kami menyiapkan kendaraan suami saya mengatakan Robin sudah tidak ada, saya menjerit panik lalu saya menekan-nekan daerah dadanya dengan tujuan untuk Bantuan Hidup Dasar, sampai akhirnya dia bernafas kembali. Jam 6 saya dan suami berputar keliling petshoop dan mencari alamat dokter hewan yang praktek. Tidak ada satupun yang buka. Sampai akhirnya saya menelpon Dokter Hewan yang biasa mengobati Robin, karena Dr Hewan tersebut sudah pindah tempat praktek akhirnya saya menanyakan alamat prakteknya dan menanyakan kapan dia mulai praktek karena kucing saya memerlukan bantuan segera. Akhirnya selama perjalanan Robin sudah tidak kuat menahan sesaknya dan dia sampai muntah makanan, untuk yang kedua kalinya nafasnya berhenti, karena rasa sayang dan penyesalan yang dalam saya berusaha memberikan BHD kembali kepada Robin dan alhamdulillah Robin kembali atas ijin Yang Maha Kuasa. Selama di Petshoop dan menunggu Dokter Hewan yang belum datang, kondisinya memburuk, dia sangat sesak sampai pucat dan menjulurkan lidah. Saya sudah tidak tahan melihat penderitaanny. Dia mengeong2 kesakitan sambil melihat wajah saya. Rasanya dunia saya gelap pada hari itu. Saya tidak bisa berbuat apa2 sambil menunggu Dokter yang tdk kunjung datang. Saya sadar kalau nyawanya sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Kasian Robin sayang, dia menderita sesak dipangkuan saya. Air mata tidak bisa berhenti menetes sambil mencoba mengelus2 dan memanggil namanya. Untuk yang ketiga kalinya nafasnya berhenti, sebelumnya dia meraung kesakitan. Ya Allah kasian sekali Robin ku sayang. Saya mencari oksigen di ruang praktek dokter tidak ada. Sampai akhirnya dia muntah untuk yang kedua kalinya dan nafasnya berhenti, saya memperhatikan nafasnya sambil memberikan BHD tapi sudah tidak bisa diselamatkan. Dia meninggal di hadapan saya. Ya Allah, perasaan saya sedih, marah, menyesal, kecewa semua datang. Saya menangis sambil memanggil2 namanya. ROBIN meninggal dunia jam 9 pagi pada hari kamis tgl 31 Maret di meja Dokter Hewan. Maafkan saya Robin karena tidak bisa melakukan pertolongan yang maksimal untuk dia. Saya lalu menelfon suami mengabarkan Robin meninggal, tubuh saya lemas tdk ada tenaga, karena suami harus bekerja dia tidak bisa menjemput saya, kesedihan kami berdua rasakan. Tak lama kemudian saya memanggil penjaga petshoop dan dia membantu memeriksa kondisi Robin, dia bilang kasian bgt, Dokter nya belum datang ya mba. Saya cuma bisa diam sambil menangis dan bercerita tentang Robin sayang. Sekitar 15 menit Robin meninggal Dokter Hewan baru datang dan mencoba memeriksa Robin dengan menanyakan kronologis penyakitnya. Dia meminta maaf karena terlambat datang. Tapi semua sudah takdir Yang Maha Kuasa. Setelah Robin dibungkus saya menaiki taksi untuk pulang ke rumah dan mengabarkan keluarga yang lain kalau Robin meninggal, semua bersedih karena Robin kucing yang baik dan lucu, akhirnya adik saya yang tinggal di Bekasi datang untuk melihat Robin dan membantu menguburkannya. Saya dan adik mencoba mencari di internet tempat pemakaman hewan dan alhamdulillah kami menemukannya. Akhirnya saya dan adik saya membawa Robin ke Pondok Pengayom Satwa yang lokasinya di Jalan RM Harsono No.10 Rt.9 Rw.4 Ragunan Pasar Minggu Jakarta Selatan, telp 0217804993, disana dekat dengan Kebun Binatang Ragunan dan Rumah Sakit Hewan, saya baru berfikiran coba saya bawa Robin ke Rumah Sakit Hewan dari jam 6 pagi, ada kemungkinan Robin bisa diselamatkan. Tapi semua sudah terlambat. Kami naik taksi sambil berdiam diri, kasian Robin, itu yang melintas dibenak saya sampai hari ini. Saya akan bercerita sedikit tentang Pondok Pengayom Satwa, Pondok ini berisi kucing dan anjing yang dirawat oleh mereka, mereka terdiri dari Dokter Hewan, Perawat, penjaga dan petugas lainnya. Pondok ini memberikan pelayanan pengobatan, grooming, adopsi, penguburan hewan, kremasi, dll. Biaya penguburan Robin Rp 200.000 dengan diberikan batu nisan dan tambahan Rp 75.000 untuk donasi makan hewan disana. Saya sangat bersyukur karena masih banyak para pecinta hewan. Mereka juga ramah terutama Bapak yang menguburkan Robin dan memasang batu nisan, saya menuliskan sendiri batu nisan Robin sayang.
Saat pertama melihat Robin kami sekeluarga langsung jatuh cinta, awalnya saya belum membelikan Robin Kandang Indoor karena dia rencananya akan saya lepas didalam rumah. Kandang kecilnya hanya untuk menaruh litter box, Robin tidur di sofa dan terkadang mencari tempat dingin yaitu di dalam kamar. Karena bulunya yang panjang dan lebat dia sering merasa kepanasan. Saya kadang membiarkan dia berada di dalam kamar. Dia sangat pintar saat ingin buang kotoran dia sudah mengerti di litter box tempat membuang kotorannya. Di rumah saya selalu berusaha membersihkan semua lantai, kolong dan tempat lainnya agar bebas dari debu, benda yang membahayakan Robin saya singkirkan. Karena saya dan suami bekerja dan tidak ada yang tinggal di rumah. Robin selalu menunggu saya setiap saya pulang kerja, apabila matahari mulai tenggelam dia menunggu saya di depan kaca jendela. Kalau saya panggil namanya dia langsung menghampiri saya sambil meminta di elus-elus kepala dan lehernya. Yang paling lucu posisi tidurnya, bener-bener menggemaskan.
Dia akan mengikuti kemanapun saya pergi, sampai saya mandi dia akan menunggu saya sampai selesai, begitupun kalau saya sedang lembur mengerjakan pekerjaan kantor dia menemani saya sampai tertidur lelap, dia sangat ingin sekali tidur bersama saya di tempat tidur, karena menjaga kesehatan saya dan suami sehingga dia tidak kami ijinkan untuk tidur di tempat tidur. Awalnya kami salah berfikir kalau grooming dilakukan dua minggu sekali, seharusnya satu minggu sekali dengan keadaan bulunya yang lebat dan panjang. Untuk kebersihan litter cat dan litter box nya selalu saya bersihkan. Tempat makan dan minum selalu saya cuci setiap hari. Setiap hari saya menyisir bulunya untuk menghindari hair ball. Semuanya baik-baik saya tidak ada hambatan dan keluhan. Sampai pada suatu hari karena petshoop langganan Robin penuh kami memutuskan grooming di tempat lain. Setelah pulang grooming saya merasa bulu nya rontok dan agak kering, kemudian kami membawa dia grooming kembali. Dia mulai menggaruk2 leher dan tubuhnya. Saya merasa ada yang tidak beres, setelah saya periksa ternyata ada jamur di tubuh Robin. Kami mencoba mengobati dengan salep Ketokonazole sampai dua hari, karena kami harus bekerja, sampai pada hari sabtu kami membawa Robin ke Dokter Hewan untuk diobati dan grooming. Tetapi Dokter Hewan ijin tidak masuk, akhirnya kami memutuskan memberi Robin Salep setiap hari dan memandikannya dengan Sampo untuk mengobati jamur dan mengeringkannya dengan hair dryer sampai benar-benar kering. Tetapi kondisinya tidak membaik. Akhirnya kami membawa kembali Robin ke Dr Hewan. Karena jamurnya sudah banyak, akhirnya diputuskan untuk menggundul bulunya.
Saya sedih tapi karena menurut dokter cara yang terbaik adalah ini, akhirnya saya ikhlas. Robin diberi obat minum, salep dan vitamin, saya rajin mengobati dia karena saya kasihan melihatnya. Saya merasa dia stress karena kehilangan bulunya. Dia menjadi tidak tahan dingin. Tidurnya di sofa dengan saya alasi handuk bersih yang setiap hari saya ganti. Saya rajin mengelap tubuhnya dengan tissue basah sampai bersih, saya keringkan kemudian saya obati, telinganya pun rajin saya bersihkan. Sampai pada suatu hari dikepala nya ada luka karena garukan tangannya. Luka nya tidak membaik justru bertambah. Dokter Hewan mengatakan menggunakan neck coller untuk kucing. Setelah menggunakan neck coller dia terlihat menderita. Nafsu makan menurun. Setiap kali disalep saya memakaikan neck coller, kemudian melepasnya. Saya merasa hidupnya menderita sekali akhirnya saya memutuskan untuk membiarkan lukanya sembuh. Tapi dia terlihat lebih kurus, sampai akhirnya saya mengganti makananny menjadi makanan lunak. Tapi ternyata setelah mencoba merk dagang lain justru muncul masalah baru, Robin diare dan ada darah di pupnya. Sekedar memberi informasi kami rajin membawa Robin vaksinasi dan minum obat cacing. Dokter bilang tahun depan pengulangan vaksinnya. Karena kami bekerja dan Dokter Hewannya praktek jam kerja, akhirnya saya membelikan Robin makanan untuk diarenya dan memberikan dia obat cacing setelah terakhir 3 bulan yang lalu. Besoknya diare nya sembuh dan Robin kembali mau makan. Makanan lunak untuk pencernaannya hanya dia makan dua hari setelah itu dia bosan dan kembali makan makanan keringnya. Setelah dua minggu kondisinya pulih dan terlihat lebih gemuk. Muncul masalah baru, hidungnya terkadang pucat dan pernah satu hari saya mendapatkan dia bernafas cepat, saya fikir karena dia habis bermain dengan saya. Ternyata ini adalah awal dia sakit. Saya sangat menyesal sekali, padahal saya tahu dia terlihat pucat kenapa saya tidak langsung membawanya ke Dokter Hewan untuk diperiksa. Robin sekarang rajin saya grooming seminggu sekali, saya bersihkan telinga dan bulu nya yang mulai tumbuh, saya beri vitamin minyak ikan dan vitamin untuk nafsu makannya.
Dia sudah normal seperti biasa bermain dan bermanja manja bersama saya, suaranya lembut sekali, dia senang sekali dielus elus daerah kepala dan leher. Saya sangat sayang sekali dengan Robin sampai rasa jijik sesikitpun tidak saya rasakan. Perhatian penuh saya berikan untuk dia karena saya menyesal sampai membuat dia menderita jamur. Oh iya cat lovers, Robin pernah sekali diare dan muntah, kami langsung membawa dia ke Dokter Hewan, Dokter merasa dia habis makan sesuatu atau serangga. Saya akhirnya membelikan Robin kandang yg cukup luas memiliki dua lantai, saya berikan alas untuk dia tidur dan kandangnya rajin saya bersihkan dan saya cuci. Tapi semuanya terlambat sampai pada suatu malam dia terlihat bernafas cepat tapi masih normal bermain, karena saya takut dia makan serangga akhirnya semalaman saya memasukan dia di kandang dengan lengkap makanan dan litter box. Pada pagi harinya saya mendapatkan dia sesak nafas, dia berlari kesana kemari merasa tidak nyaman. Ketika kami menyiapkan kendaraan suami saya mengatakan Robin sudah tidak ada, saya menjerit panik lalu saya menekan-nekan daerah dadanya dengan tujuan untuk Bantuan Hidup Dasar, sampai akhirnya dia bernafas kembali. Jam 6 saya dan suami berputar keliling petshoop dan mencari alamat dokter hewan yang praktek. Tidak ada satupun yang buka. Sampai akhirnya saya menelpon Dokter Hewan yang biasa mengobati Robin, karena Dr Hewan tersebut sudah pindah tempat praktek akhirnya saya menanyakan alamat prakteknya dan menanyakan kapan dia mulai praktek karena kucing saya memerlukan bantuan segera. Akhirnya selama perjalanan Robin sudah tidak kuat menahan sesaknya dan dia sampai muntah makanan, untuk yang kedua kalinya nafasnya berhenti, karena rasa sayang dan penyesalan yang dalam saya berusaha memberikan BHD kembali kepada Robin dan alhamdulillah Robin kembali atas ijin Yang Maha Kuasa. Selama di Petshoop dan menunggu Dokter Hewan yang belum datang, kondisinya memburuk, dia sangat sesak sampai pucat dan menjulurkan lidah. Saya sudah tidak tahan melihat penderitaanny. Dia mengeong2 kesakitan sambil melihat wajah saya. Rasanya dunia saya gelap pada hari itu. Saya tidak bisa berbuat apa2 sambil menunggu Dokter yang tdk kunjung datang. Saya sadar kalau nyawanya sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Kasian Robin sayang, dia menderita sesak dipangkuan saya. Air mata tidak bisa berhenti menetes sambil mencoba mengelus2 dan memanggil namanya. Untuk yang ketiga kalinya nafasnya berhenti, sebelumnya dia meraung kesakitan. Ya Allah kasian sekali Robin ku sayang. Saya mencari oksigen di ruang praktek dokter tidak ada. Sampai akhirnya dia muntah untuk yang kedua kalinya dan nafasnya berhenti, saya memperhatikan nafasnya sambil memberikan BHD tapi sudah tidak bisa diselamatkan. Dia meninggal di hadapan saya. Ya Allah, perasaan saya sedih, marah, menyesal, kecewa semua datang. Saya menangis sambil memanggil2 namanya. ROBIN meninggal dunia jam 9 pagi pada hari kamis tgl 31 Maret di meja Dokter Hewan. Maafkan saya Robin karena tidak bisa melakukan pertolongan yang maksimal untuk dia. Saya lalu menelfon suami mengabarkan Robin meninggal, tubuh saya lemas tdk ada tenaga, karena suami harus bekerja dia tidak bisa menjemput saya, kesedihan kami berdua rasakan. Tak lama kemudian saya memanggil penjaga petshoop dan dia membantu memeriksa kondisi Robin, dia bilang kasian bgt, Dokter nya belum datang ya mba. Saya cuma bisa diam sambil menangis dan bercerita tentang Robin sayang. Sekitar 15 menit Robin meninggal Dokter Hewan baru datang dan mencoba memeriksa Robin dengan menanyakan kronologis penyakitnya. Dia meminta maaf karena terlambat datang. Tapi semua sudah takdir Yang Maha Kuasa. Setelah Robin dibungkus saya menaiki taksi untuk pulang ke rumah dan mengabarkan keluarga yang lain kalau Robin meninggal, semua bersedih karena Robin kucing yang baik dan lucu, akhirnya adik saya yang tinggal di Bekasi datang untuk melihat Robin dan membantu menguburkannya. Saya dan adik mencoba mencari di internet tempat pemakaman hewan dan alhamdulillah kami menemukannya. Akhirnya saya dan adik saya membawa Robin ke Pondok Pengayom Satwa yang lokasinya di Jalan RM Harsono No.10 Rt.9 Rw.4 Ragunan Pasar Minggu Jakarta Selatan, telp 0217804993, disana dekat dengan Kebun Binatang Ragunan dan Rumah Sakit Hewan, saya baru berfikiran coba saya bawa Robin ke Rumah Sakit Hewan dari jam 6 pagi, ada kemungkinan Robin bisa diselamatkan. Tapi semua sudah terlambat. Kami naik taksi sambil berdiam diri, kasian Robin, itu yang melintas dibenak saya sampai hari ini. Saya akan bercerita sedikit tentang Pondok Pengayom Satwa, Pondok ini berisi kucing dan anjing yang dirawat oleh mereka, mereka terdiri dari Dokter Hewan, Perawat, penjaga dan petugas lainnya. Pondok ini memberikan pelayanan pengobatan, grooming, adopsi, penguburan hewan, kremasi, dll. Biaya penguburan Robin Rp 200.000 dengan diberikan batu nisan dan tambahan Rp 75.000 untuk donasi makan hewan disana. Saya sangat bersyukur karena masih banyak para pecinta hewan. Mereka juga ramah terutama Bapak yang menguburkan Robin dan memasang batu nisan, saya menuliskan sendiri batu nisan Robin sayang.
Saya mendapat banyak pelajaran dari kesedihan kehilangan Robin, untuk para cat lovers saya sarankan apabila melihat perbedaan atau keanehan di tubuh kucing kesayangan segeralah konsultasikan ke Dokter Hewan, kebersihan diri kucing, tempat tinggal dan lingkungan harus sangat dijaga, jangan lupa untuk selalu berinteraksi dan memberikan kasih sayang kepada kucing kesayangan, makanan juga harus sangat diperhatikan kualitas dan kebersihannya, vaksinasi rutin harus diberikan, ajak dia bermain dan berjalan-jalan, jangan pernah berfikiran untuk menggundul habis bulu kucing kesayangan apabila penyakit menderita usahakan mengobati dengan cara lain karena ini membuat kucing stress. Kucing hewan pintar, penyayang dan penurut apabila kita merawat dan menyayanginya dengan sepenuh hati. Selamat jalan Robin Sayang, semoga engkau berada disurga bahagia bersama kucing lainnya. Maafkan atas segala kesalahan dan kekurangan saya saat merawat dan menyayangimu. Saya, suami, keluarga, kami semua menyayangimu.










4 komentar:
Turut bersedih kak, saya juga seneng kucing, bisa lihat blog saya di kucing meong atau artikel tentang kucing persia dan kucing anggora
aduuh.. sampai nangis bacanya.�� pernah juga ngalami kejadian serupa.tpi dengan kucing peranakan anggora namanya oreo karna belang tubuhnya kayak lapisan oreo... 3hari menjelang kematian. dia dirumah aja. nyari tempat dingin dan gak mau makan... sampai malam nya badannya kaku.dingin.kejang2.muntah3 Dan akhirnya mati krna terlambat dibawa ke dokter hewan saat mlm itu dokter hewan sudah tutup.. saat sakit sudah diberi obat. suplemen tapi kondisi tdk membaik. kepergiannya disaksikan oleh satu keluarga. kok gk slh malam pas hari raya idul adha The lalu.rasanya sedih krna idul adha benar2 kurban si oreo.sedihnya
Makasih ya info atas artikel dan ucapannya.
Sedih banget ya saat kehilangan kucing peliharaan yang sangat kita sayangi.
Posting Komentar